Sabtu, 05 November 2016

Manusia Dan Penderitaan

Welcome guys! Balik lagi di blog gue, masih terus ngebahas Ilmu Budaya Dasar nih, sekarang kita mau bahas yang sedih-sedih nih tapi jangan pada ikutan sedih ya soalnya gaada badut nanti gaada yang hibur #lah wkwk udah gausah dihiraukan yuk cus aja..

Pengertian Penderitaan
Penderitaan bersasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sanskerta yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk ralitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Contohnya bagi orang yang kelas menengah kebawah jika terjadi kenaikan BBM pasti akan sangat mempengaruhi kehidupannya karena pasti sembako juga harganya naik dan keinaikan itu dianggap sebagai penderitaan. Sedangkan bagi orang yang kelas menengah keatas mereka biasa saja karna mereka sudah berkecukupan kehidupannya. Bisa juga sesuatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami semua orang, hal itu merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-adang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap kepada peringatan yang diberikan-Nya?. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi sebagai permunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui menbaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukan manusia mengendalikan diri untuk tidak melupakannya? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada Tuhan, dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan untuk dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan itulah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Sekali lagi semuanya merupakan “resiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak, bahagia atau sengsara, merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.

Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya, kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan dialami seseorang apabila suatu saat tidak bisa menentukan pilihan yang akan dipilih.
2. Kesepian dialami seseorang ketika merasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai.
3. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Banyak sebab yang membuat seseorang ketakutan, seperti:
a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia yaitu rasa takut akan ruangan tertutup. Agoraphobia yaitu rasa takut akan tempat terbuka.
b) Gamang, merupakan ketakutan bila seseorang ditempat yang tinggi.
c) Kegelapan, ketakutan seseorang jika berada ditempat gelap.
d) Kesakitan, yaitu merasa ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e) Kegagalan, ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi disebut kekalutan mental.
Gejala-gejala permulaan seseorng mengalami kekalutan mental:
1. Tampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.
2. Tampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap – tahap gangguan kejiwaan :
1. Gangguan kejiwaan tampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif yaitu mundur atau lari bukannya menghadapi masalah dan segera menyelesaikannya.
3. Kekalutan mental merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, antara lain:
1. Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya, perbedaan antara yang bersangkutan dengan apa yang ada di masyarakat.
3. Cara pematangan batin, salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami mendorong kearah:
1.Positif : trauma yang dialami ditasi secara baik sebagai usaha untuk tetap survive dalam hidup.
2.Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperuntukan, sehingga yang bersangkutan menjadi frustasi.

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan :
1. Kota besar yang banyak memberi tantangan hidup yang berat.
2. Anak-anak muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang dikehendaki atau diidamkan.
3. Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya ke hati atau perasaan, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya.
4. Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, sehingga mudah mengalami penderitaan.
5. Orang yang mengejar materi adalah kaum matrealis dan mengabaikan masalah spiritual.

Penderitaan dan Sebabnya
Apabila dikelompokan secara sederhana bedasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka  penderitaan dibagi sbb:
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Contohnya adalah, pembantu rumah tangga yang diperkosa oleh mejikannya, sudah pantas jika majikannya diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan supaya perbuatannya dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan. Sedangkan pembantu yang diperkosa dipulihkan.

2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Contohnya adalah, seorang anak lelaki yang sejak lahir buta diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan dan kecerdasannya luar biasa. Walaupun tidak dapat melihat dengan mata, hatinya tetap terang. Karena kecerdasannya Ia mendapat pendidikan sampai universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa positif atau negatif. Apabila sikap negatif dan positif dikomunikasikan secara baik akan bisa menimbulkan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatak harus disingkirkan.

Contoh Penderitaan adalah seorang anak laki-laki dari keluarga tidak mampu berumur 7 tahun yang harusnya bisa menikmati bangku sekolah harus menghapus keinginannya untuk sekolah karena harus bekerja untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan hidup, karena sang ayah telah meninggal. Tetapi dia tidak putus asa dalam menjalani hidupnya, dia menjadikan kondisinya sebagai semangat untuk mencari nafkah karena hal itu membahagiakan hatinya karena dapat membantu ibunya.

Sumber : E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. ilmu budaya dasar. Widyo Nugroho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar