Minggu, 06 November 2016

Manusia dan Kesusastraan

Hai lanjut lagi sama gue masih di materi yang sama yaitu Ilmu Budaya Dasar, tapi beda judul nih, sekarang gue mau bahas mengenai Manusia dan Kesusastraan. Nanti diakhir gue bakal kasih contoh puisi dari penulis terkenal, kepo gak? Kalo kepo yuk langsung baca aja kebawah.. enjoy guys!!

Pendekatan dan Pengertian Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar yang semula dinamakan Basic Humanities berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Umumnya, humanus mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabang lain termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat dan sebagainya. Intinya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Hampir di setiap jaman, seni yang termasuk sastra memegang peranan penting dalam the humanities. Ini karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nila-nilai kemanusiaan seperti ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya.
Hampir disetiap zaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakikatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudah sastra dalam berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Sastra didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

Ilmu Budaya Dasar dan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang disebut narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur ang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.

Kesusastraan Indonesia mengenal jenis prosa lama dan baru.
A. Prosa lama
- Dongeng-dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita pelipur lara

B. Prosa baru
- Cerita pendek
- Roman/novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi

Nilai- Nilai dan Prosa Fiksi
      Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, pastinya karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung memberikan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
1. Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan
Pembaca mendapatkan pengalaman seperti mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing, atau juga dapat mengenal tokoh-tokoh aneh yang asing tingkah lakunya atau mungkin yang rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses yang dikisahkan didalam cerita.
2. Prosa Fiksi Memberikan Informasi
Prosa fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi.
3. Prosa Fiksi Memberikan Arisan Kultural
Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat merupakan impian, harapan, aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi masa kini. Novel yang menggambarkan tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, saat ini tidak lagi dialami secara fisik oleh generasi muda, oleh karena itu jiwa kepahlawanan generasi muda perlu disentuh melalui sastra.
4. Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan bedasarkan pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang ada di kehidupan pribadi. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya. Mengenai moral, karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu:
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman jepang yang dikelompokan kedalam kelompok ini.
- Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.

Ilmu Budaya Dasar dan Puisi
Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar. Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau dibatasi, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

     Kepuitisan atau keartistikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dll sehingga pusisi menjadi hidup, menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
2. Kata yang ambiquitas yaitu kata yang bermakna ganda, banyak tafsirnya.
3. Kata berjiwa yaitu kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata yang konotatif yaitu kata yang sudah diberi tambahan nilai rasa dan asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar:
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2. Puisi dan keinsyafan/ kesadaran individual
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kebebasan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

        Puisi umumnya syarat akan nilai etika, estetika, dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah cinta kasih.

       Gue bakal kasih contoh puisi tentang cinta karya penulis terkenal Tere Liye yang karyanya hebat banget sih menurut gue, kata-kata dia puitis plus menyentuh hati banget. Puisi ini emang agak sedih sih, tapi pasti kalau kalian baca kena banget dihati deh hehe ohiya kenapa gue ambil contoh puisi Tere Liye? Karena satu gue gak jago buat puisi dan kedua gue mau berbagi sama kalian karyanya Tere Liye karna gue suka banget buku beliau yang isinya 24 sajak itutuh. Yaudah langsung ajayaaaa….

Sajak “Kalaupun Tidak”

Kalaupun dia tidak tahu kita menyukainya.
Kalaupun dia tidak tahu kita merindukannya.
Kalaupun dia tidak tahu kita menghabiskan waktu memikirkannya.

Maka itu tetap cinta. Tidak berkurang sesenti pun perasaan
tersebut.

Justru dengan ngotot ingin bilang, ingin pacaran, ingin aneh-aneh,
Perasaan itu tiba-tiba bermetamorfosis menjadi egoisme
dan sebatas keinginan yang tidak terkendali saja.

Bersabarlah dan diam lebih baik.
Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya.
Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.

*Tere Liye

Sumber : 
E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. Ilmu Budaya Dasar. Widyo Nugroho.
Buku Kumpulan Sajak Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta. Tere Liye


Sabtu, 05 November 2016

Manusia Dan Penderitaan

Welcome guys! Balik lagi di blog gue, masih terus ngebahas Ilmu Budaya Dasar nih, sekarang kita mau bahas yang sedih-sedih nih tapi jangan pada ikutan sedih ya soalnya gaada badut nanti gaada yang hibur #lah wkwk udah gausah dihiraukan yuk cus aja..

Pengertian Penderitaan
Penderitaan bersasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sanskerta yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk ralitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Contohnya bagi orang yang kelas menengah kebawah jika terjadi kenaikan BBM pasti akan sangat mempengaruhi kehidupannya karena pasti sembako juga harganya naik dan keinaikan itu dianggap sebagai penderitaan. Sedangkan bagi orang yang kelas menengah keatas mereka biasa saja karna mereka sudah berkecukupan kehidupannya. Bisa juga sesuatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami semua orang, hal itu merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-adang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap kepada peringatan yang diberikan-Nya?. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi sebagai permunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui menbaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukan manusia mengendalikan diri untuk tidak melupakannya? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada Tuhan, dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan untuk dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan itulah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Sekali lagi semuanya merupakan “resiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak, bahagia atau sengsara, merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.

Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya, kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan dialami seseorang apabila suatu saat tidak bisa menentukan pilihan yang akan dipilih.
2. Kesepian dialami seseorang ketika merasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai.
3. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Banyak sebab yang membuat seseorang ketakutan, seperti:
a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia yaitu rasa takut akan ruangan tertutup. Agoraphobia yaitu rasa takut akan tempat terbuka.
b) Gamang, merupakan ketakutan bila seseorang ditempat yang tinggi.
c) Kegelapan, ketakutan seseorang jika berada ditempat gelap.
d) Kesakitan, yaitu merasa ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e) Kegagalan, ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi disebut kekalutan mental.
Gejala-gejala permulaan seseorng mengalami kekalutan mental:
1. Tampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.
2. Tampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap – tahap gangguan kejiwaan :
1. Gangguan kejiwaan tampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif yaitu mundur atau lari bukannya menghadapi masalah dan segera menyelesaikannya.
3. Kekalutan mental merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, antara lain:
1. Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya, perbedaan antara yang bersangkutan dengan apa yang ada di masyarakat.
3. Cara pematangan batin, salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami mendorong kearah:
1.Positif : trauma yang dialami ditasi secara baik sebagai usaha untuk tetap survive dalam hidup.
2.Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperuntukan, sehingga yang bersangkutan menjadi frustasi.

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan :
1. Kota besar yang banyak memberi tantangan hidup yang berat.
2. Anak-anak muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang dikehendaki atau diidamkan.
3. Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya ke hati atau perasaan, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya.
4. Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, sehingga mudah mengalami penderitaan.
5. Orang yang mengejar materi adalah kaum matrealis dan mengabaikan masalah spiritual.

Penderitaan dan Sebabnya
Apabila dikelompokan secara sederhana bedasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka  penderitaan dibagi sbb:
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Contohnya adalah, pembantu rumah tangga yang diperkosa oleh mejikannya, sudah pantas jika majikannya diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan supaya perbuatannya dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan. Sedangkan pembantu yang diperkosa dipulihkan.

2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Contohnya adalah, seorang anak lelaki yang sejak lahir buta diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan dan kecerdasannya luar biasa. Walaupun tidak dapat melihat dengan mata, hatinya tetap terang. Karena kecerdasannya Ia mendapat pendidikan sampai universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa positif atau negatif. Apabila sikap negatif dan positif dikomunikasikan secara baik akan bisa menimbulkan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatak harus disingkirkan.

Contoh Penderitaan adalah seorang anak laki-laki dari keluarga tidak mampu berumur 7 tahun yang harusnya bisa menikmati bangku sekolah harus menghapus keinginannya untuk sekolah karena harus bekerja untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan hidup, karena sang ayah telah meninggal. Tetapi dia tidak putus asa dalam menjalani hidupnya, dia menjadikan kondisinya sebagai semangat untuk mencari nafkah karena hal itu membahagiakan hatinya karena dapat membantu ibunya.

Sumber : E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. ilmu budaya dasar. Widyo Nugroho.

Jumat, 04 November 2016

Manusia dan Keindahan

Halo halooo.. lanjut lagi nih sekarang materi Ilmu Budaya Dasar yang selanjutnya teng treng teng tengg….. abaikan aja yah aha yaudah yuk langsung aja baca baca kebawah iniii↓ enjoy guys!!

Pengertian Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatan, perabotan rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu, abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran bukan berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai objek yang diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal

Apakah keindahan itu?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain, keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetika”. Menurut asal katanya dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata beautiful dalam bahasa Perancis beau, sedangkan Italia dan Spanyol bello berasal dari kata latin bellum. Akar katanya adalah bonum yang berarti kebaikan, kemudia diperkecil menjadi bonellum dan terakhir diperpendek sehingga menjadi bellum.
Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yaitu:
1. Keindahan dalam arti yang luas
    Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Orang Yunani dulu berbicara mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebut symmetria untuk keindahan bedasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan bedasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
2. Keindahan dalam arti estetis murni
    Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan pengelihatan
  Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan pengelihatan lebih disemptikan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Dari ciri itu dapat disimpulkan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentu, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Ternyata untuk menjawab apa itu keindahan banyak sekali jawabannya. Oleh karena itu dalam estetika modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan pengalaman estetik, karena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empirik dan penguraian yang sistematik.

Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan, yaitu:
1.Nilai Ekstrinsik, yaitu sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Contoh : tarian yang disebut halus dan kasar.
2.Nilai Instrinsik, yaitu sifat baik yang terkandung pada suatu benda atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contoh : pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.

          Teori esktetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya Current Concepts of Art dikelompokan dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
     Ada 3 hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (integrity) ada keselarasan (harmony) dan kejelasan (clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hokum keindahan.

Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapanpun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin, dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainnya.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu didapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup menusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.

Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu:
1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan Tuhan.

Contoh keindahan adalah Pantai Pandawa di Bali. Jika dilihat airnya berwarna biru yang teduh, jika didengar ada  suara ombak indah yang bergulung dan pasirnya yang putih lembut memberikan kenyamanan, itulah definisi keindahan menurut saya.


Pantai Pandawa, Bali
Sumber : E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. Ilmu Budaya Dasar. Widyo Nugroho.

Kamis, 03 November 2016

Manusia dan Cinta Kasih

Alohaaa!! Sekarang kita bakalan bahas materi Ilmu Budaya Dasar yang judulnya Manusia dan Cinta Kasih. Ini salah satu materi yang gue suka karna membahas tentang cinta yuhuu.. karna cinta itu bawa perasaan dan gue seneng sama yang bikin bikin baper #lah yaudah yuk langsung aja.. enjoy guys!

Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau sayang, ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cita dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikianlah pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan Ikhlas, mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Dalam bukunya seni mencinta Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
1.  Pengasuhan : contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya, bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya sepenuh hati.
2.  Tanggung Jawab : adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukan penyelenggaraan atas hubungan fisik.
3. Perhatian : berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya.
4.   Pengenalan : merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia .
Dengan 4 unsur tersebut, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.

Pengertian cinta juga dikemukakan oleh Dr Sarlito W.Sarwono. dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan.
1. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritasuntuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia.
2. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan : sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, tidak menyimpan rahasia dan lain-lain.
3.   Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Selanjutnya Dr.Sarlito mengungkapkan, bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya kurang. Cinta seperti itu dinamakan cinta yang pincang, karena garis-garis unsur cintanya tidak membuat segitiga sama sisi. Lebih berat lagi bila salah satu unsur cinta itu tidak ada, sehingga tidak terbentuk segitiga, cinta yang demikian itu tidak sempurna dan bisa disebut bukan cinta.

Didalam kitab suci Al-Qur’an ditemukan fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan : tinggi, menengah dan rendah.
1. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah.
2. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri, suami dan kerabat.
3. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
                                                                                                  Kasih Sayang

Kasih sayang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan, karena kodratnya manusia membutuhkan kasih sayang dari orang lain untuk menganggap dirinya disayangi supaya seseorang itu kelak menjadi orang yang baik dan selalu berbuat kebaikan karena dalam menjalani hidupnya selalu memikirkan orang yang menyayanginya. Mendidik anak juga harus disertai kasih sayang, supaya anak tumbuh menjadi orang baik sekaligus penyayang. Pemberian Cinta kasih orang tua kepada anak dibedakan menjadi:
           - Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif
           - Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif
           - Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif
           - Orang tua bersifat aktif, anak bersifat aktif


Cinta Menurut Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang mencintai orang lain, kadang mencintai hartanya, kadang mencintai Allah dan Rasulnya.
1. Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi, dan mengaktualisasi diri. Manusia juga mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya sendiri dan membenci segala sesuatu yang menghalangi untuk hidup, berkembang, dan mengaktualisasikan diri. Manusia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit, dan bahaya. Namun lebih baik cinta diri sendiri tidak terlalu berlebih lebihan dan melewati batas. Sebaiknya cinta pada diri sendiri diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebaikan kepada sesama.
2. Cinta kepada sesama manusia
Supaya manusia bisa hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, manusia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Baiknya juga menyeimbangkan cintanya dengan kasih dan sayang pada orang lain.
3. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab seksual itulah yang bkerja dalam mempererat kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami istri. Seksual adalah faktor primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual melakukan suatu fungsi yang sangat penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Melalui dorongan seksual itulah alasan terbentuknya keluarga. Seksual merupakan emosi alamiah pada diri manusia yang tidak dapat dipungkiri atau ditentang. Yang diajarkan Islam hanya bagaimana mengendalikan dan menguasai cinta seksual ini melalui cara yang sah yaitu perkawinan.
4. Cinta kebapakan
Ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenang setelah dia meninggal dunia.
5. Cinta kepada ALLAH
Puncaknya cinta manusia yang paling bening, jernih, dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduan kepada-Nya. Semua tindakan dan tingkah laku manusia ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.
6. Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sikap baik lainnya.

Contoh cinta kasih :


Cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang tiada batasnya. Seperti lagu yang terkenal syairnya “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia” 

Sumber : E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. Ilmu Budaya Dasar

Selasa, 01 November 2016

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Manusia dan kebudaayn merupakan dasar bagi pembahasan materi-materi selanjutnya pada pelajaran Ilmu Budaya Dasar. Mari kita jabarkan satu-satu pengertian dari manusia dan kebudayaan, untuk memberikan dasar yang lebih kuat.


1.Manusia
Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi.
     a. Dalam ilmu eksak :
-Manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia).
-Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika).
-Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam gologan makhluk mamalia (biologi).
b. Dalam ilmu-ilmu sosial :
-Manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
-Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi).
-Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik)
-Makhluk yang berbudaya atau sering disebut homo-humanus (filsafat), dll.

2.Unsur – Unsur yang Membangun Manusia.
Ada dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
1.Manusia itu sendiri dan empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a) Jasad : Badan kasar manusia yang Nampak dari luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b) Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c) Ruh : Bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d) Nafs : Dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2.Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur yaitu :
a) Id : Struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido mumi, atau energi psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious) id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dngan struktur lain kepribadian yang ada pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan. Proses pemenuhan yang disebutkan terakhir yang dilakukan secara tidak langsung disebut proses primer. Objek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual.

b) Ego : Bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Iid ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingkunagn luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara yang dalam lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses sekunder.

c) SuperEgo : struktur bagian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan Id dan Eego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otorita di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan orang tua.baik aspek negative atau aspek positive dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukan oleh superego. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung, dan Ego menjadi penengah atau mediator. Jadi superego menunjukan pola aturan yang dalam derajad tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.

3.Hakekat Manusia
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Mekhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

4.Kebudayaan
            Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sanskerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai  “Segala sesuatu  yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”. Budaya dapat juga diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.

Pengertiaan kebudayaan menurut para Ahli.
Seorang antropolog yaitu E.B.Taylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup engetahuan, kepecayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.

Solo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan “Kebudayaan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat”.

Sultan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa “kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir”, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan; sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya, dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berfikir, perasaan juga maksud pikiran.

Mmelville J. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun anggota masyarakatnya berubah karena adanya kematian dan kelahiran. Pengertian kebudayaan sangat sulit dibatasi karena mencakup banyak sekali pengertian dan definisi  yang tegas dan terinci. Saat ini, kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.

5.Unsur-Unsur Kebudayaan
C.Kluckhohn didalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Cultures mengemukakan bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu:

a) Sistem Religi (sistem kepercayaan)
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena iyu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi Agama.

b) Sistem Organisasi Masyarakat
Manusia sadar ahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

c) Sistem Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian meyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas.

d) Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

e) Sistem Teknologi dan Peralatan
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan ciptaannya itulah manusia dapat lebih mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

f) Bahasa
Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentk bahasa tulisan.

g)Kesenian
Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.

6.Wujud Kebudayaan
menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu:
a) Kompleks Gagasan, Konsep, dan Pikiran Manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.

b) Kompleks Aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau di observasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial.

c) Wujud Sebagai Benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

7.Kaitan manusia dengan kebudayaan
            Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengan budayanya. Sebagai contoh yang sederhana adalah antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh dmenyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

8.Contoh Manusia dengan kebudayaan
1. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai asupan karbohidrat setiap harinya. Jika tidak makan nasi, walaupun sudah banyak makan makanan berat lainnya tapi kalau belum makan nasi itu bukan makan namanya, seperti ada yang kurang. Hal ini menjadikan makan nasi adalah kebudayaan yang memperngaruhi manusianya.


2. Membeli handphone krluaran terbaru hanya karena gengsi dan tidak mau ketinggalan zaman dengan teman-temannnya yang disebabkan ada keterkaitan kehidupan sosial yang tinggi.


Sumber :  E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. Ilmu Budaya Dasar. Widyo Nugroho.