Hai lanjut
lagi sama gue masih di materi yang sama yaitu Ilmu Budaya Dasar, tapi beda
judul nih, sekarang gue mau bahas mengenai Manusia dan Kesusastraan. Nanti diakhir
gue bakal kasih contoh puisi dari penulis terkenal, kepo gak? Kalo kepo yuk
langsung baca aja kebawah.. enjoy guys!!
Pendekatan dan
Pengertian Kesusastraan
Ilmu
Budaya Dasar yang semula dinamakan Basic Humanities berasal dari bahasa Inggris
the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti
manusiawi, berbudaya, dan halus. Umumnya, humanus mencakup filsafat, teologi,
seni dan cabang-cabang lain termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat dan
sebagainya. Intinya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Hampir di
setiap jaman, seni yang termasuk sastra memegang peranan penting dalam the
humanities. Ini karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan
bukannya formulasi nila-nilai kemanusiaan seperti ilmu bahasa, seni memegang
peranan yang penting karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya.
Hampir
disetiap zaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama,
karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan
untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian,
manusia dan bahasa pada hakikatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang
mempermudah sastra dalam berkomunikasi.
Sastra
juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah
penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang mempergunakan bahasa, adalah
abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh
filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi.
Sastra
didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan
cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang
tidak normatif.
Ilmu Budaya Dasar dan
Prosa
Istilah
prosa banyak padanannya. Kadang disebut narrative fiction, prose fiction, atau
hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia istilah tadi sering diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur ang dihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman,
novel, atau cerita pendek.
Kesusastraan
Indonesia mengenal jenis prosa lama dan baru.
A. Prosa
lama
- Dongeng-dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita
pelipur lara
B. Prosa baru
B. Prosa baru
- Cerita
pendek
- Roman/novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi
Nilai- Nilai dan
Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita, pastinya karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung memberikan moral, pesan atau cerita. Dengan kata
lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
1. Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan
Pembaca mendapatkan pengalaman seperti mengalaminya sendiri
peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat berimajinasi untuk
mengenal daerah atau tempat asing, atau juga dapat mengenal tokoh-tokoh aneh
yang asing tingkah lakunya atau mungkin yang rumit perjalanan hidupnya untuk
mencapai sukses yang dikisahkan didalam cerita.
2. Prosa Fiksi Memberikan Informasi
Prosa fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat
didalam ensiklopedi.
3. Prosa Fiksi Memberikan Arisan
Kultural
Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara
membawa nikmat merupakan impian, harapan, aspirasi dari generasi yang terdahulu
yang seharusnya dihayati oleh generasi masa kini. Novel yang menggambarkan
tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, saat ini tidak
lagi dialami secara fisik oleh generasi muda, oleh karena itu jiwa kepahlawanan
generasi muda perlu disentuh melalui sastra.
4. Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan
bedasarkan pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih
banyak kesempatan untuk memilih respon emosional atau rangsangan aksi yang
mungkin sangat berbeda daripada apa yang ada di kehidupan pribadi. Dari banyak
memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya. Mengenai
moral, karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu:
- Karya sastra
yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa
yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman jepang
yang dikelompokan kedalam kelompok ini.
- Karya
sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca
untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Ilmu Budaya Dasar dan
Puisi
Puisi
dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar. Puisi termasuk seni
sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang/unsur
dari kebudayaan. Kalau dibatasi, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa
penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik,
yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan
atau keartistikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam
membangun puisinya dengan menggunakan:
1. Figura bahasa
seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dll sehingga
pusisi menjadi hidup, menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
2. Kata yang ambiquitas
yaitu kata yang bermakna ganda, banyak tafsirnya.
3. Kata berjiwa
yaitu kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman
jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata yang konotatif
yaitu kata yang sudah diberi tambahan nilai rasa dan asosiasi tertentu.
5. Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan, sehingga lebih
menggugah hati.
Alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar:
1. Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia
2. Puisi
dan keinsyafan/ kesadaran individual
3. Puisi
dan keinsyafan sosial
Secara imajinatif puisi
dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
- Penderitaan atas
ketidakadilan
- Perjuangan untuk kebebasan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi
umumnya syarat akan nilai etika, estetika, dan juga kemanusiaan. Salah satu
nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah cinta kasih.
Gue bakal
kasih contoh puisi tentang cinta karya penulis terkenal Tere Liye yang karyanya
hebat banget sih menurut gue, kata-kata dia puitis plus menyentuh hati banget. Puisi
ini emang agak sedih sih, tapi pasti kalau kalian baca kena banget dihati deh
hehe ohiya kenapa gue ambil contoh puisi Tere Liye? Karena satu gue gak jago
buat puisi dan kedua gue mau berbagi sama kalian karyanya Tere Liye karna gue
suka banget buku beliau yang isinya 24 sajak itutuh. Yaudah langsung ajayaaaa….
Sajak
“Kalaupun Tidak”
Kalaupun dia tidak tahu kita
menyukainya.
Kalaupun dia tidak tahu kita
merindukannya.
Kalaupun dia tidak tahu kita
menghabiskan waktu memikirkannya.
Maka itu tetap cinta. Tidak
berkurang sesenti pun perasaan
tersebut.
Justru dengan ngotot ingin
bilang, ingin pacaran, ingin aneh-aneh,
Perasaan itu tiba-tiba
bermetamorfosis menjadi egoisme
dan sebatas keinginan yang
tidak terkendali saja.
Bersabarlah dan diam lebih
baik.
Jika memang jodoh akan
terbuka sendiri jalan terbaiknya.
Jika tidak, akan diganti
dengan orang yang lebih baik.
*Tere Liye
Sumber :
E-Book Tingkat 1 Universitas Gunadarma. Ilmu Budaya Dasar. Widyo Nugroho.
Buku Kumpulan Sajak Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta. Tere Liye
Buku Kumpulan Sajak Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta. Tere Liye
http://projeck109.blogspot.co.id (image)
http://baltyra.com (Image)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar